Globumil || 2025-06-17
Ini Penyebab Darah Rendah pada Ibu Hamil dan Gejala yang Perlu Diperhatikan
Pada kehamilan trimester pertama dan kedua biasanya ibu hamil kerap mengalami darah rendah atau hipotensi. Meskipun dalam banyak kasus kondisi ini dianggap normal dan tidak berbahaya, penting bagi ibu hamil untuk memahami penyebabnya dan mewaspadai gejala yang mungkin timbul.
Tekanan darah normal umumnya berkisar di 120/80 mmHg, dan hipotensi didefinisikan sebagai tekanan darah di bawah 90/60 mmHg. Perubahan fisiologis yang drastis selama kehamilan menjadi penyebab utama fluktuasi tekanan darah ini, namun beberapa faktor lain juga dapat berkontribusi.
Perubahan Fisiologis Normal Selama Kehamilan
Sejak awal kehamilan, tubuh memproduksi hormon progesteron dalam jumlah besar. Progesteron memiliki efek merelaksasi dan melebarkan dinding pembuluh darah (vasodilatasi) ke seluruh tubuh. Pelebaran pembuluh darah ini bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan plasenta, memastikan pasokan nutrisi dan oksigen yang cukup untuk janin yang sedang berkembang. Namun, pelebaran ini juga menyebabkan volume darah yang beredar di dalam pembuluh darah yang lebih luas tidak sebanding, sehingga tekanan darah dapat menurun.
Meskipun pembuluh darah melebar, tubuh juga mulai meningkatkan volume darah total. Namun, peningkatan volume darah ini tidak terjadi secara instan dan mungkin tidak sepenuhnya mengimbangi pelebaran pembuluh darah pada awal kehamilan. Darah plasma (cairan dalam darah) meningkat lebih cepat daripada sel darah merah, yang juga dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah relatif.
Seiring bertambahnya usia kehamilan dan rahim semakin membesar, terutama pada trimester kedua dan ketiga, rahim dapat menekan pembuluh darah besar seperti vena kava inferior. Vena kava adalah pembuluh darah besar yang membawa darah dari tubuh bagian bawah kembali ke jantung. Ketika vena ini tertekan, aliran balik darah ke jantung menjadi terhambat, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, terutama saat ibu hamil berbaring telentang (dikenal sebagai sindrom hipotensi supine).
Faktor Lain yang Berkontribusi pada Darah Rendah
Tidak cukup minum air adalah penyebab umum darah rendah, baik pada ibu hamil maupun tidak. Selama kehamilan, kebutuhan cairan meningkat. Dehidrasi mengurangi volume darah, yang secara langsung menyebabkan penurunan tekanan darah. Gejala dehidrasi dapat meliputi pusing, lemas, mulut kering, dan urine berwarna gelap.
Kekurangan gizi, terutama anemia akibat defisiensi zat besi atau asam folat, dapat memengaruhi volume dan kualitas darah, yang pada akhirnya bisa berkontribusi pada hipotensi. Anemia berarti tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen, dan ini dapat memengaruhi sirkulasi darah secara keseluruhan.
Ini adalah fenomena umum di mana tekanan darah turun secara tiba-tiba saat seseorang bangkit dari posisi duduk atau berbaring. Pada ibu hamil, efek vasodilatasi membuat sistem regulasi tekanan darah lebih lambat merespons perubahan posisi, sehingga darah cenderung "menggenang" di kaki dan menyebabkan penurunan tekanan darah sementara saat berdiri, yang dapat mengakibatkan pusing atau bahkan pingsan.
Meskipun jarang, beberapa kondisi medis yang mendasari dapat menyebabkan atau memperburuk hipotensi pada kehamilan. Ini termasuk masalah jantung tertentu, gangguan endokrin (seperti hipotiroidisme atau insufisiensi adrenal), infeksi berat (sepsis), atau reaksi alergi parah.
Beberapa jenis obat-obatan, seperti obat diuretik, obat untuk tekanan darah tinggi (jika diresepkan sebelum kehamilan dan dilanjutkan), atau obat-obatan tertentu yang memengaruhi sistem saraf, dapat menyebabkan penurunan tekanan darah sebagai efek samping.
Gejala Darah Rendah yang Perlu Diperhatikan
Meskipun seringkali asimtomatik, ibu hamil dengan darah rendah dapat mengalami beberapa gejala seperti Pusing atau kepala terasa ringan, terutama saat berdiri, Pingsan atau hampir pingsan, Mual, Kelelahan ekstrem, Penglihatan kabur, Kulit dingin dan pucat dan Napas cepat dan dangkal.
Dalam banyak kasus, darah rendah selama kehamilan adalah kondisi yang jinak dan dapat dikelola dengan perubahan gaya hidup, seperti sering beristirahat, menghindari berdiri terlalu lama, bangun perlahan dari posisi duduk/tidur, minum banyak air, dan makan dalam porsi kecil namun sering.
Namun, jika gejala-gejala tersebut parah, sering terjadi, atau disertai dengan kekhawatiran lain, sangat penting bagi ibu hamil untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan.